AKAI NEWS – Dalam rangka Dies Natalis ke 67, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Kalimantan Barat menggelar lomba debat tingkat perguruan tinggi pada tanggal 14-15 Maret 2023 di Gedung Theater IPDN, Kampus Kalbar.
Dies Natalis Ke-67 tahun ini mengusung tema “Melalui Optimalisasi dan Digitalisasi Kita Tingkatkan Profesionalisme Kader Pamong Praja Menuju Tata Kelola Pemerintahan Kelas Dunia”.
Wakil Direktur IPDN Kampus Kalbar Dr. Herson Simbolon, SH.,M.Si. mengatakan peserta yang mengikuti lomba debat ada 13 tim dari tingkat Perguruan Tinggi lingkup wilayah Provinsi Kalimantan Barat, dengan tema lomba debat tahun ini “Mewujudkan generasi muda yang Kompetitif, Inovatif dan Proaktif guna menjawab tantangan di era 5.0”.
“Kami membuka diri kepada masyarakat Kalbar dalam konteks ini lingkup mahasiswa, agar mereka dapat melihat dan mengenal IPDN lebih dekat, bukan hanya dari luarnya saja,” ujarnya.
Mendukung adanya kolaborasi positif di sektor akademis antar Perguruan Tinggi sehingga dapat semakin memperluas cakrawala berpikir peserta didik, baik Praja IPDN maupun mahasiswa dari Perguruan Tinggi lainnnya.
“Kami sebagai pengajar di IPDN pun tidak membentuk peserta didik yang hanya jago kandang, tapi mereka juga harus berpikir general dan out of the box,” ujar Herson.
BACA JUGA : Herman Hofi Desak Pemerintah Tutup Loading Ramp di Kalbar, Berpotensi Tingkatkan Pencurian TBS
Sehingga mereka dapat melihat dan mengadopsi sisi positif dari Mahasiswa di Perguruan Tinggi lain. Ia mencontohkan, misalkan dari cara mereka untuk mendengar, mengamati, berpendapat, dan menyanggah pendapat. Tentu yang diadopsi adalah hal yang relevan dengan kurikulum dan tata kehidupan Praja IPDN.
“Tujuan kegiatan ini juga adalah untuk melatih keterampilan Praja berkomunikasi mulai dari berbicara, mendengar, menambah wawasan dan pengetahuan bahasa hingga melatih mereka berpikir kritis,” ujarnya.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan lomba debat ini.
Lomba debat ini terdiri atas tiga sesi, yakni sesi argumentasi pembicara pertama, sesi debat oleh pembicara dua dan tiga, serta sesi argumentasi penutup oleh pembicara keempat. Lomba berlangsung menarik dan seru dengan adu argumen dari setiap tim yang pro dan kontra terkait tema yang diangkat.
Adapun, juri dalam lomba debat tersebut yakni Mutayam dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar, Hajjah Ali Fatimatussahra Kepala Unit Perpustakaan IPDN Kampus Kalbar dan Dr. Herman Hofi Munawar pengamat politik dan hukum Kalbar.
BACA JUGA : Gugatan PT APL Dikabulkan PN Sanggau, Herman Hofi : Rudi Divonis Ganti Rugi Rp9 Miliar Lebih
Juri dalam memberikan penilaian berdasarkan empat kriteria. Kriteria pertama, kesesuaian antara argumentasi (relevansi) dan tema. Kriteria kedua, kemampuan memberikan argumentasi dengan jelas dan runtut (elaborasi).
Kriteria ketiga, kemampuan menyanggah dan menanggapi argumentasi lawan (respons). Kriteria keempat, kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selanjutnya, Juara 1 dari Tim Drestanta Tiyasa IAIN Pontianak, Juara 2 dari Tim FEB UNTAN, Juara 3 dari Tim PGSD FKIP UNTAN.
Dr. Herman Hofi Munawar memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada IPDN Kampus Kalimantan Barat yang telah menggelar kegiatan lomba debat ini.
IPDN Kampus Kalbar setiap tahunnya menggelar lomba debat tingkat perguruan tinggi, kegiatan ini sangat bagus sekali.
Ia mengatakan, ada beberapa aspek tujuan lomba ini, yang pertama adalah untuk melatih daya kritis untuk mahasiswa itu sendiri.
“Mahasiswa itu merupakan suatu ujung tombak dalam rangka untuk melanjutkan estapet perjuangan para pendahulu bangsa ini, dan tentunya ke depan bangsa ini memerlukan pemimpin-pemimpin yang kritis dan memiliki kemampuan analisis yang cukup tinggi,” ujarnya.
Dengan adanya debat ini, kata dia, secara tidak langsung melatih mahasiswa, para kader bangsa ini agar terbiasa melakukan analisis yang mendalam terhadap persoalan baik itu di sisi pro dan kontra nya.
“Dalam perdebatan ini mahasiswa tentu memiliki suatu argumen yang cukup keras sekali, terlepas dari mana yang benar dalam pro kontra, tetapi dalam penilaian itu adalah kemampuan mereka untuk memberikan argumen-argumen dan mempertahankan argumennya itu sendiri, ” ujarnya.
BACA JUGA : Mahasiswi Perguruan Tinggi di Jakarta Tewas usai Melompat dari Lantai 18 Apartemen
Sehingga, kata Herman, mahasiswa terbiasa untuk berargumen berdasarkan keinginan meskipun tanpa data.
“Saya rasa sesuatu yang positif sekali, disamping itu juga membuka cakrawala bagi mahasiswa agar bisa memperbandingkan dengan suatu perguruan tinggi lainnya dan mereka saling inten. Saya pikir ini sangat bagus sekali ke depannya, mereka mahasiswa bisa membentuk komunitas sehingga nanti mereka dapat latihan dan pengkaderan untuk menganalisis yang semakin tajam,” ujarnya.
Ia menambahkan, seharusnya kondisi ini ditangkap untuk dijadikan agenda rutin pemerintah daerah, sehingga dapat bekerjasama dengan IPDN Kampus Kalbar, guna mencetak generasi muda yang kritis.***